Liputan6.com, Jakarta – Dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, Putera Sampoerna Foundation (PSF) berkolaborasi dengan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) untuk menggelar kegiatan bertajuk “Kejar Pijar.”
Kejar Pijar diambil dari Kreatif Mengajar Pintar Belajar. Acara ini mengangkat tema “Mendukung Kelanjutan Merdeka Belajar Melalui Ekosistem Pendidikan yang Berkarakter dan Kritis” yang selaras dengan tema Hardiknas 2024, “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar.”
Acara puncak dari kegiatan ini sudah berlangsung di Gedung A Kemendikbudristek RI, Jakarta, Rabu (15/5/2024). Acara ini diisi oleh pameran karya siswa Sampoerna University, pameran program School Development Outreach, serta pelaksanaan dua topik talk show bersama berbagai narasumber, yaitu perwakilan Kemendikbudristek, perwakilan PSF, serta penerima manfaat inisiatif PSF.
Selain itu, adanya Kejar Pijar PSF ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu praktik baik serta wujud komitmen dari penyelenggara kepada para guru yang sama ini menjadi penerima manfaat program-program PSF.
“Putera Sampoerna Foundation sebagai institusi sosial-bisnis di sini, sebagai mitra dengan Kemendikbudristek, sangat mendukung agar pelaksanaan merdeka belajar ini dapat terus berlanjut. Semoga pendidikan Indonesia ke depan lebih terfokuskan pada peningkatan kualitas guru, kualitas murid, fasilitas, dan paling utama selalu relevan dengan perkembangan zaman,” tutur Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Elan Merdy, di Jakarta, Jumat (17/5/2024).
Bentuk Nyata Dukungan PSF Terhadap Pendidikan di Indonesia
Komitmen dan dukungan nyata PSF terhadap peningkatan kualitas pendidikan Indonesia dilakukan dengan melibatkan pengajar, peserta didik, serta manajemen sekolah. Pada ekosistem pendidikan ini, PSF menerapkan dua jenis kurikulum, yaitu kurikulum nasional maupun internasional.
Kurikulum nasional saat ini sudah dikenal sebagai Kurikulum Merdeka. Kurikulum inilah yang menjadi acuan bagi inisiatif School Development Outreach (SDO) untuk membuat program yang fokus untuk menargetkan guru di berbagai wilayah.
Hingga saat ini, inisiatif SDO sudah melaksanakan tiga program yaitu Guru Binar, Teachers Learning Center, dan Lighthouse School Program. Selama melaksanakan ketiganya, PSF selalu menyesuaikan kebutuhan guru dengan pembelajaran menurut Kurikulum Merdeka.
PSF melalui SDO berfokus untuk meningkatkan karier serta kompetensi mengajar guru di berbagai daerah hingga wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Tidak hanya itu, PSF-SDO juga mengembangan materi untuk disebarluaskan kepada lebih banyak guru serta diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
PSF Mengintegrasikan Kurikulum Nasional dan Kurikulum Internasional
Lebih lanjut, PSF juga memiliki berbagai inisiatif yang mengacu pada kurikulum internasional, yaitu Sampoerna Schools System yang lebih fokus pada perkembangan peserta didik. Hal ini tentu masih sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka, terutama dalam hal kegiatan belajar mengajar berbasis proyek dan pengambangan karier peserta didik.
Selain itu, adanya program Sampoerna Academy, Sampoerna University, dan Beasiswa Kerja Sama Sampoerna, PSF memberikan akses pembelajaran dan pengajaran yang sangat luas.
“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PSF yang sejak dulu telah menjalankan kurikulum nasional dan internasional. Dalam praktiknya, tentu harus menghadapi banyak kendala, tetapi kami melihat PSF memiliki banyak potensi yang digali sehingga kedua kurikulum bisa berjalan. Saya harap dukungan dari semua pihak bisa terus terjalin,” ucap Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI, Temu Ismail.
Tanggapan Perwakilan Orang Tua Siswa Terhadap Program Ini
Orang tua selalu mengharapkan yang terbaik untuk anaknya, terutama mengenai pendidikan. Hal tersebut turut dirasakan oleh aktris Donna Agnesia yang juga seorang ibu. Pada acara ini Donna turut diundang sebagai perwakilan orang tua peserta didik Sampoerna Academy.
Saat ini diketahui anak public figur tersebut, Sabrina, menempuh pendidikan di Sampoerna Academy BSD, sehingga dirinya diminta untuk menyampaikan pandangannya terkait penerapan kurikulum internasional yang berdampak langsung pada proses belajar anaknya.
“Selama bersekolah di Sampoerna Academy sembilan bulan terakhir saya melihat perubahan signifikan pada Sabrina. Dia jadi lebih komunikatif dan ekspresif dalam menceritakan hari-harinya di sekolah, serta mengikuti lomba debat atas inisiatifnya sendiri,” ucap Donna Agnesia.
Lebih lanjut ia mengatakan, “Saya melihat penerapan Kurikulum Merdeka dan kurikulum internasional di Sampoerna Academy tidak hanya mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadi warga Indonesia, tetapi juga warga dunia, baik dari segi akademis maupun karakter.”